السلام
عليكم ورحمة الله و بركاته
الحمد
لله القادر العليم الناظر الحليم الجواد الكريم الرب ا لرحيم . الصلاة والسلام علي
خاتم الرساله ، ؤالهادي من الضلاله المشرف المرسل باشرف الكتب الي العجم والعرب
محمد النبي الامي العربي الامين وعلي اله هداة المهتدين واصحابه الاخيار المنتخبين
وسلم تسليما كثيرا .
Segala
puji bagi Allah yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui. Pencipta yang Bijaksana,
Maha Pemberi dan Maha Mulia. Yang Mengurus dan Mengasihi. Shalawat dan salam
semoga tersampaikan pada rasul penutup dan petunjuk jalan dari kesesatan. Rasul
yang dimuliakan dan diutus membawa kitab yang termulia pada orang Arab dan
orang luar Arab yakni Muhammad SAW, Nabi dari bangsa Arab yang ummi.
Semoga Allah mencurahkan keselamatan kepadanya juga kepada keluarganya, mereka
adalah pembawa hidayah bagi semua yang menerimanya, serta pada para sahabatnya
sebagai insan pilihan. Semoga Allah memberikan salam sebanyak-banyaknya.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Ketika
Allah SWT menciptakan Ruh Al-Qudsi dalam wujud yang terbaik di Alam Lahut lalu,
Dia menurunkannya ke alam terendah, itu tidak lain untuk menyempurnakan unsiyah
dan qurbiah-nya kepada Allah SWT. Jika unsiyah dan qurbiyah
telah sempurna maka itulah maqam para wali dan para nabi. Proses
penurunan Ruh Al-Qudsi ke alam terendah adalah, pertama-tama Allah SWT menurunkan
Ruh Al-Qudsi ke Alam Jabarut dan membekalinya dengan bibit tauhud. Di Alam Jabarut
itu pula Allah SWT menanamkan cahaya dari bibit tauhid pada Ruh Al-Qudsi. Di
alam itu Ruh Al-Qudsi diberi pakaian ‘ushuriyah ( dibalut dengan unsur Alam Jabarut
). Begitu pula proses di Alam Malakut, setelah pindah dari Alam Jabarut. Dan begitu
pun selanjutnya, ketika Ruh Al-Qudsi turun lagi dari Alam Malakut ke Alam Mulki,
Allah SWT menciptakan terlebih dahulu pakaian ‘ushuriyah agar jasad tidak
terbakar oleh kekuatan ruh yang terdalam. Sesuai dengan pakaian ‘ushuriyah-nya,
Ruh Al-Qudsi ini lantas memiliki nama masing-masing, pertama, setelah diberi
pakaian ‘ushuriyah di Alam Jabarut, Ruh Al-Qudsi beranama Ruh Sulthani. Kedua ,
setelah diberi pakaian ‘ushuriyah di alam Malakut, Ruh Al-Qudsi bernama Ruh Ruwani.
Ketiga setelah diberi pakaian ushuriyah di Alam Mulki, Ruh Al-Qudsi bernama Ruh
Jismani.
Hadirin
rahimakumullah
Setelah
proses penurunan ruh Al-Qudsi ke tempat terendah ini sampai di Alam Mulki.
Lalu, Allah SWT memerintahkan setiap lapisan ruh ( Ruh Al-Qudsi, Ruh Sulthani,
Ruh Ruwani dan Ruh Jismani ) untuk masuk ke dalam jasad. Masing-masing memiliki
tempat tersendiri dalam tubuh dalam manusia. Tempatnya Ruh Jismani adalah di
dalam jasad antara daging dan darah. Tempat ruh Ruwani adalh di hati ( kalbu ).
Tempatnya Ruh Sulthani adalah di mata hati ( al-fu’ad ). Dan tempatnya Ruh
Al-Qudsi adalah rasa ( sirri ). Setiap lapisan ruh itu mempunyai hanut
atau ruang edar di alam wujud. Masing-masing memiliki potensi, hasil dan
manfaat yang tidak kan sia-sia, lahir maupun batin.
Hadirin
yang saya hormati
Ruang
edar Ruh Jismani di dalam badan adalah di semua anggota tubuh yang terlihat.
Penggalian potensinya adalah dengan amalan syariat. Bentuk konkret amalannya
adalah ibadah wajib yang sudah diperintahkan Allah SWT seperti hukum-hukum
syariat yang telah ditetapkan. Diamalkan tanpa diiringi dengan syirik,
sebagaimana firman Allah SWT :
“dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun
dalam beribadah kepada Tuhannya.” ( QS. Al-Kahf [ 18 ] : 110 )
Keuntungan dunia dari pengolahan Ruh Jismani
adalah al-wilayah ( kewalian ), mukasyafah ( terbukanya hijab
antara manusia dengan Allah ) dan musyahadah ( merasa berhadap-hadapan
dengan Allah ) di alam mulki dari bumu sampai langit. Sedangkan bagi orang yang
mampu mengolah Ruh Jismaninya ada di tinggkat pertama yang disebut Jannatul
Ma’wa.
Adapum ruang edar Ruh Ruwani adalah kalbu. Penggalian potensinya adalah
ilmu Tarekat. Bentuk amalannya adalah sibuk dengan 4 asma Allah SWT tingkat
pertama ( La Ilaha illallah, Allah, Huwa, Al-Haqq ). Keuntungan dari penggalian
potensi Ruh Ruwani adalah hidupnya kalbu dann musyahadah di Alam
Malakut, seperti musyahadah dan menyaksiakan surga , penduduknya
cahayanya dan malakikat-malaikatnya. Keuntungan lainnnya adalah mudahnya
melafadzkan Asma’ al-batin dengan lisan batin, tanpa suara dan huruf.
Tempat Ruwani di akhirat adalah surga tingkat kedua yaitu Jannatun Na’im.
Adapun tempatnya Ruh Sulthani adalah
Al-Fuad ( mata hati ). Penggalaian pottensinya adalh dengan makrifat.
Bentuk amalannya adlah dengan mendisiplinkan diri pada 4 asma Allah SWT
tingkatan kedua ( Al-Hayyu, Al-Qayyum, Al-Qahhar, Al-Wahhab ) dengan menggunakan
lisan kalbu. Keuntungan dari penggalian potensi Ruh Sulthani ini adalah melihat
pantulan jamalullah ( keindahan Allah ). Allah SWT berfirman :
“ Hatinya tidak mendustakan apa yang telah
dilihatnya “ (QS.An-Najm [ 53 ] : 11 )
Adapun tempat Ruh Al-Qudsi adalah di
dalam sirri ( rasa ). Penggalian potensinya adalah ilmu hakikat yaitu
ilmu tauhid. Bentuk amalannya adalah mendisiplinkan diri dengan asma-asma
tauhid, yaitu 4 asma keempat terkhir ( Al-Fattah, Al-Wahid, Al-Ahad, Ash-Shamad
) dengan lisan sirri, tanpa suara dan huruf. Keuntungan dari pengolahan
Ruh Al-Qudsi ini adalah lahirnya Thiflul Ma’ani, musyahadah dan melihat Dzat
Allah, baik keagunganya maupun keindahannya yakni dengan penglihatan sirri.
Allah SWT berfirman :
. “ Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka
melihat. “ ( Al-Qiyamah [ 75 ] : 22-23 )
Hadirin
yang dirahmati Allah
Ditahap
ini, manusia sudah sampai tujuannya. Jika manusia telah sampai pada tujuannya,
akal tidak akan mampu menggambarkannya, kalbu tidak akan mampu membayangkannya,
lidah tidak akan mampu membicarakannya dan memberitahukannya karena Allah SWT
bersih dari perumpamaan. Bila kabar seperti sampai kepada para ulama, mereka
harus memilikin lebih dahulu tingkatan kalbu. Mereka harus memiliki keinginan
untuk mencapai hakikatnya dan harus menghadapkan diri ke derajat paling tinggi
dan harus berjuang agar sampai kepada ilmu laduni. Dan itu adalah pengetahuan
terhadap dzat Ahadiyah. Jadi, selain ilmu syariat yang kita laksanakan
sehari-hari, ada juga ilmu lain yaitu tarekat , makrifat, dan hakikat. Untuk
mencapainnya harus dengan hati yang bersih, tobat, dan talqin. Inti dari hidup
ini adalah mengenal Allah dan melihat dzat Allah di surga nanti. Tujuan
diturunkannya Ruh Al-Qudsi ke alam terendah yakni menjadi manusia adalah agar
dengan kalbu dan jasadnya, manusia mencapai derajat ( surga ) dan al-qurbah.
Makanya Allah menanamkan bibit tauhid di ladang kalbu ( saat di Alam Jbarut )
agar nantinya ( dengan amalannnya ) tumbuh menjadi pohon tauhid sehingga
akarnya kokoh di alam rasa, dan dari pohonnya menghasilkan buah tauhid untuk
menggapai ridha Allah SWT.
Demikian
pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penyampaian, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.
والله الموافق الى اقوام الطارق والعفو منكم
والسلام
عليكم ورحمة الله و بركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar