Sabtu, 16 Mei 2015

Ruang Edar Ruh Di Dalam Jasad


السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
                                                                  
الحمد لله القادر العليم الناظر الحليم الجواد الكريم الرب ا لرحيم . الصلاة والسلام علي خاتم الرساله ، ؤالهادي من الضلاله المشرف المرسل باشرف الكتب الي العجم والعرب محمد النبي الامي العربي الامين وعلي اله هداة المهتدين واصحابه الاخيار المنتخبين وسلم تسليما كثيرا .

Segala puji bagi Allah yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui. Pencipta yang Bijaksana, Maha Pemberi dan Maha Mulia. Yang Mengurus dan Mengasihi. Shalawat dan salam semoga tersampaikan pada rasul penutup dan petunjuk jalan dari kesesatan. Rasul yang dimuliakan dan diutus membawa kitab yang termulia pada orang Arab dan orang luar Arab yakni Muhammad SAW, Nabi dari bangsa Arab yang ummi. Semoga Allah mencurahkan keselamatan kepadanya juga kepada keluarganya, mereka adalah pembawa hidayah bagi semua yang menerimanya, serta pada para sahabatnya sebagai insan pilihan. Semoga Allah memberikan salam sebanyak-banyaknya.
 Hadirin yang dimuliakan Allah
Ketika Allah SWT menciptakan Ruh Al-Qudsi dalam wujud yang terbaik di Alam Lahut lalu, Dia menurunkannya ke alam terendah, itu tidak lain untuk menyempurnakan unsiyah dan qurbiah-nya kepada Allah SWT. Jika unsiyah dan qurbiyah telah sempurna maka itulah maqam para wali dan para nabi. Proses penurunan Ruh Al-Qudsi ke alam terendah adalah, pertama-tama Allah SWT menurunkan Ruh Al-Qudsi ke Alam Jabarut dan membekalinya dengan bibit tauhud. Di Alam Jabarut itu pula Allah SWT menanamkan cahaya dari bibit tauhid pada Ruh Al-Qudsi. Di alam itu Ruh Al-Qudsi diberi pakaian ‘ushuriyah ( dibalut dengan unsur Alam Jabarut ). Begitu pula proses di Alam Malakut, setelah pindah dari Alam Jabarut. Dan begitu pun selanjutnya, ketika Ruh Al-Qudsi turun lagi dari Alam Malakut ke Alam Mulki, Allah SWT menciptakan terlebih dahulu pakaian ‘ushuriyah agar jasad tidak terbakar oleh kekuatan ruh yang terdalam. Sesuai dengan pakaian ‘ushuriyah-nya, Ruh Al-Qudsi ini lantas memiliki nama masing-masing, pertama, setelah diberi pakaian ‘ushuriyah di Alam Jabarut, Ruh Al-Qudsi beranama Ruh Sulthani. Kedua , setelah diberi pakaian ‘ushuriyah di alam Malakut, Ruh Al-Qudsi bernama Ruh Ruwani. Ketiga setelah diberi pakaian ushuriyah di Alam Mulki, Ruh Al-Qudsi bernama Ruh Jismani.
Hadirin rahimakumullah
Setelah proses penurunan ruh Al-Qudsi ke tempat terendah ini sampai di Alam Mulki. Lalu, Allah SWT memerintahkan setiap lapisan ruh ( Ruh Al-Qudsi, Ruh Sulthani, Ruh Ruwani dan Ruh Jismani ) untuk masuk ke dalam jasad. Masing-masing memiliki tempat tersendiri dalam tubuh dalam manusia. Tempatnya Ruh Jismani adalah di dalam jasad antara daging dan darah. Tempat ruh Ruwani adalh di hati ( kalbu ). Tempatnya Ruh Sulthani adalah di mata hati ( al-fu’ad ). Dan tempatnya Ruh Al-Qudsi adalah rasa ( sirri ). Setiap lapisan ruh itu mempunyai hanut atau ruang edar di alam wujud. Masing-masing memiliki potensi, hasil dan manfaat yang tidak kan sia-sia, lahir maupun batin.
Hadirin yang saya hormati
Ruang edar Ruh Jismani di dalam badan adalah di semua anggota tubuh yang terlihat. Penggalian potensinya adalah dengan amalan syariat. Bentuk konkret amalannya adalah ibadah wajib yang sudah diperintahkan Allah SWT seperti hukum-hukum syariat yang telah ditetapkan. Diamalkan tanpa diiringi dengan syirik, sebagaimana firman Allah SWT :
 “dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” ( QS. Al-Kahf [ 18 ] : 110 )
 Keuntungan dunia dari pengolahan Ruh Jismani adalah al-wilayah ( kewalian ), mukasyafah ( terbukanya hijab antara manusia dengan Allah ) dan musyahadah ( merasa berhadap-hadapan dengan Allah ) di alam mulki dari bumu sampai langit. Sedangkan bagi orang yang mampu mengolah Ruh Jismaninya ada di tinggkat pertama yang disebut Jannatul Ma’wa.
            Adapum ruang edar Ruh Ruwani adalah kalbu. Penggalian potensinya adalah ilmu Tarekat. Bentuk amalannya adalah sibuk dengan 4 asma Allah SWT tingkat pertama ( La Ilaha illallah, Allah, Huwa, Al-Haqq ). Keuntungan dari penggalian potensi Ruh Ruwani adalah hidupnya kalbu dann musyahadah di Alam Malakut, seperti musyahadah dan menyaksiakan surga , penduduknya cahayanya dan malakikat-malaikatnya. Keuntungan lainnnya adalah mudahnya melafadzkan Asma’ al-batin dengan lisan batin, tanpa suara dan huruf. Tempat Ruwani di akhirat adalah surga tingkat kedua yaitu Jannatun Na’im.
            Adapun tempatnya Ruh Sulthani adalah Al-Fuad ( mata hati ). Penggalaian pottensinya adalh dengan makrifat. Bentuk amalannya adlah dengan mendisiplinkan diri pada 4 asma Allah SWT tingkatan kedua ( Al-Hayyu, Al-Qayyum, Al-Qahhar, Al-Wahhab ) dengan menggunakan lisan kalbu. Keuntungan dari penggalian potensi Ruh Sulthani ini adalah melihat pantulan jamalullah ( keindahan Allah ). Allah SWT berfirman :
 “ Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya “ (QS.An-Najm [ 53 ] : 11 )
            Adapun tempat Ruh Al-Qudsi adalah di dalam sirri ( rasa ). Penggalian potensinya adalah ilmu hakikat yaitu ilmu tauhid. Bentuk amalannya adalah mendisiplinkan diri dengan asma-asma tauhid, yaitu 4 asma keempat terkhir ( Al-Fattah, Al-Wahid, Al-Ahad, Ash-Shamad ) dengan lisan sirri, tanpa suara dan huruf. Keuntungan dari pengolahan Ruh Al-Qudsi ini adalah lahirnya Thiflul Ma’ani, musyahadah dan melihat Dzat Allah, baik keagunganya maupun keindahannya yakni dengan penglihatan sirri. Allah SWT berfirman :
. “ Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. “ ( Al-Qiyamah [ 75 ] : 22-23 )
Hadirin yang dirahmati Allah
Ditahap ini, manusia sudah sampai tujuannya. Jika manusia telah sampai pada tujuannya, akal tidak akan mampu menggambarkannya, kalbu tidak akan mampu membayangkannya, lidah tidak akan mampu membicarakannya dan memberitahukannya karena Allah SWT bersih dari perumpamaan. Bila kabar seperti sampai kepada para ulama, mereka harus memilikin lebih dahulu tingkatan kalbu. Mereka harus memiliki keinginan untuk mencapai hakikatnya dan harus menghadapkan diri ke derajat paling tinggi dan harus berjuang agar sampai kepada ilmu laduni. Dan itu adalah pengetahuan terhadap dzat Ahadiyah. Jadi, selain ilmu syariat yang kita laksanakan sehari-hari, ada juga ilmu lain yaitu tarekat , makrifat, dan hakikat. Untuk mencapainnya harus dengan hati yang bersih, tobat, dan talqin. Inti dari hidup ini adalah mengenal Allah dan melihat dzat Allah di surga nanti. Tujuan diturunkannya Ruh Al-Qudsi ke alam terendah yakni menjadi manusia adalah agar dengan kalbu dan jasadnya, manusia mencapai derajat ( surga ) dan al-qurbah. Makanya Allah menanamkan bibit tauhid di ladang kalbu ( saat di Alam Jbarut ) agar nantinya ( dengan amalannnya ) tumbuh menjadi pohon tauhid sehingga akarnya kokoh di alam rasa, dan dari pohonnya menghasilkan buah tauhid untuk menggapai ridha Allah SWT.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyampaian, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.

والله الموافق الى اقوام الطارق والعفو منكم

والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar