SANG PEMIMPI
Sang
pemimpi adalah sebuah film Indonesia tahun 2009 yang diadaptasi dari tetralogi
novel Laskar Pelangi kedua, Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Film ini di sutradarai
oleh Riri Riza dengan prosuder Mira Lesmana. Film yang menjadi panduan bagi
anak-anak remaja yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi penyemangat bagi
yang sedang mencari ilmu. Film yang mengisahkan orang yang mumpunyai mimpi ke Paris.
Tiga tokoh dalam film ini yang disorot adalah Ikal, Arai, Jimbron. Ikal sendiri
adalah Andrea Hirata, sedangkan Arai sendiri adalah saudara jauhnya yang
menjadi yatim piatu ketika masih kecil. Jimbron merupakan teman Arai dan Ikal.
Persahabatan yang di mulai sejak SD sampai SMA.
Sejak kecil mereka berkomunikasi dengan baik, hubungan sosial, intrapribadi,
dijalani tanpa ada gangguan, proses simbolik pun terlihat saat orang tua Arai
dan Ikal menyuruh mereka mengambil beras tanpa menggunakan kata-kata hanya
dengan ibu menganggukan kepala sekali sambil melihat kepada Arai dan Ikal. Tapi,
Ketika waktu SMA Arai dan Ikal sempat salah persepsi mengenai film yang ditonton
ketika itu Ikal berpendapat menonton film Indonesia itu haram, tapi Arai
berbeda pendapat , ia mengatakan kita itu harus mengetahui perempuan lebih
jauh. Waktu nonton film ternyata kepala sekolah SMA menunjukan komunikasi
nonverbal yaitu marah melihat muridnya
nonton film. Akhirnya, mereka disuruh membersihkan WC sekolah itu dan Ikal
marah karena menuruti Arai supaya ikut nonton film. Setelah berminggu-minggu
Arai dan Ikal ini tidak berkomunikasi. Komunikasi intrapribadi pun terjadi saat
Ikal sedang berada di sungai kemudian kepala sekolah SMA datang dan memberi pengarahan
pada Ikal dan disini fungsi komunikasi sebagai pembangun diri terlihat yaitu
Ikal kembali lagi seperti semula. Film ini terdapat komunikasi sosial tiap
harinya, pembentukan konsep diri, dan terdapat komunikasi ekonomi untuk
kelangsungan hidup, serta memupuk hubungan yang baik. Ketika Arai, Ikal, dan Jimbron
menjadi tenaga kerja di sebuah pasar, untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.
Ikal tidak mau menjadi seorang pengantar pos. Kegagalan media masa yang
berbentuk surat ini menjadi penyebab Ikal tidak mau menjadi pengantar pos ,
karena ayahnya pernah jadi korban ketika mau ningkat jabatan. Ketika sudah
lulus SMA Arai dan Ikal melanjutkan studinya di Universitas Indonesia Depok. Film ini menggunakan komunikasi verbal yang
disetiap adegan”nya jarang menggunakan komunikasi nonverbal. Model komunikasi
yang digunakan dalam film ini menurut saya adalah model Gudykunst dan Kim,
karena ketika setiap mereka mencari ilmu tempatnya berbeda-beda. Mereka lulus
diuniversitas Indonesia. Nampaknya mimpi menuju Paris, tinggal selangkah lagi.
Ikal mendapat beasiswa S2 , kemudian dia menginformasikan kepada orang tuanya. Keterbatasan bahasa dari seorang ayah Ikal
menjadi ciri komunikasi verbal ketika dia tidak bisa membaca surat beasiswa
itu, kemudian, ibunya membacanya bahwa Ikal mendapat besiswa orang tuanya pun bersedih
terharu. Film ini membuat saya terinspirasi, sehingga saya memilih film ini
untuk di review dengan ilmu komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar