Rabu, 25 Maret 2015


   SANG PEMIMPI



Sang pemimpi adalah sebuah film Indonesia tahun 2009 yang diadaptasi dari tetralogi novel Laskar Pelangi kedua, Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Film ini di sutradarai oleh Riri Riza dengan prosuder Mira Lesmana. Film yang menjadi panduan bagi anak-anak remaja yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi penyemangat bagi yang sedang mencari ilmu. Film yang mengisahkan orang yang mumpunyai mimpi ke Paris. Tiga tokoh dalam film ini yang disorot adalah Ikal, Arai, Jimbron. Ikal sendiri adalah Andrea Hirata, sedangkan Arai sendiri adalah saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu ketika masih kecil. Jimbron merupakan teman Arai dan Ikal. Persahabatan yang di mulai sejak SD sampai SMA.  Sejak kecil mereka berkomunikasi dengan baik, hubungan sosial, intrapribadi, dijalani tanpa ada gangguan, proses simbolik pun terlihat saat orang tua Arai dan Ikal menyuruh mereka mengambil beras tanpa menggunakan kata-kata hanya dengan ibu menganggukan kepala sekali sambil melihat kepada Arai dan Ikal. Tapi, Ketika waktu SMA Arai dan Ikal sempat salah persepsi mengenai film yang ditonton ketika itu Ikal berpendapat menonton film Indonesia itu haram, tapi Arai berbeda pendapat , ia mengatakan kita itu harus mengetahui perempuan lebih jauh. Waktu nonton film ternyata kepala sekolah SMA menunjukan komunikasi nonverbal yaitu  marah melihat muridnya nonton film. Akhirnya, mereka disuruh membersihkan WC sekolah itu dan Ikal marah karena menuruti Arai supaya ikut nonton film. Setelah berminggu-minggu Arai dan Ikal ini tidak berkomunikasi. Komunikasi intrapribadi pun terjadi saat Ikal sedang berada di sungai kemudian kepala sekolah SMA datang dan memberi pengarahan pada Ikal dan disini fungsi komunikasi sebagai pembangun diri terlihat yaitu Ikal kembali lagi seperti semula. Film ini terdapat komunikasi sosial tiap harinya, pembentukan konsep diri, dan terdapat komunikasi ekonomi untuk kelangsungan hidup, serta memupuk hubungan yang baik. Ketika Arai, Ikal, dan Jimbron menjadi tenaga kerja di sebuah pasar, untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Ikal tidak mau menjadi seorang pengantar pos. Kegagalan media masa yang berbentuk surat ini menjadi penyebab Ikal tidak mau menjadi pengantar pos , karena ayahnya pernah jadi korban ketika mau ningkat jabatan. Ketika sudah lulus SMA Arai dan Ikal melanjutkan studinya di Universitas Indonesia Depok.  Film ini menggunakan komunikasi verbal yang disetiap adegan”nya jarang menggunakan komunikasi nonverbal. Model komunikasi yang digunakan dalam film ini menurut saya adalah model Gudykunst dan Kim, karena ketika setiap mereka mencari ilmu tempatnya berbeda-beda. Mereka lulus diuniversitas Indonesia. Nampaknya mimpi menuju Paris, tinggal selangkah lagi. Ikal mendapat beasiswa S2 , kemudian dia menginformasikan kepada orang tuanya.  Keterbatasan bahasa dari seorang ayah Ikal menjadi ciri komunikasi verbal ketika dia tidak bisa membaca surat beasiswa itu, kemudian, ibunya membacanya bahwa Ikal mendapat besiswa orang tuanya pun bersedih terharu. Film ini membuat saya terinspirasi, sehingga saya memilih film ini untuk di review dengan ilmu komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar